Archive for 2014
Cerpen Cinta Islami
By : Unknown
Satu Sayap dari Langit
Saat senja berbagi kisah menjelang malam, aku terdiam memandang kuasa tuhan. Indah, mempesona dan menakjubkan. Tiba-tiba suara ibu mengagetkanku.
“nadaaa kamu dimana nak?”
“di kamar bu, ada apa?”
“cepat ambil air wudlu nak dan ke masjid!!!”
Dengan segera aku menjawab perkataan ibu..
“baik buu..”
“nadaaa kamu dimana nak?”
“di kamar bu, ada apa?”
“cepat ambil air wudlu nak dan ke masjid!!!”
Dengan segera aku menjawab perkataan ibu..
“baik buu..”
Sebelumnya
perkenalkan namaku “qatru nada” dan teman-teman biasa memanggilku nada, dan
menurut bahasa arab namaku memiliki arti “tetesan embun” cantik bukan… Hehehe
Mungkin
ibuku berharap aku seperti tetesan embun di pagi hari yang menjadi pertanda
bahwa harapan pagi muncul dan dapat menyejukkan setiap harinya.
Aku
sekolah di sekolahan islam di daerahku, dan ini adalah kisah yang ingin aku
ceritakan, aku hanya gadis sederhana yang tak begitu senang dengan keramaian,
senang menyendiri dan menulis. Namun bukan berarti aku tidak memiliki teman,
aku cukup dikenal di sekolah karena aku sering menggoreskan kata-kata pada
mading sekolah, dan event-event yang berbau sastra di sekolah.. Hehehe dan dua
sahabatku yang selalu menemani hari-hariku di sekolah adalah cici dan rara,
kita bersahabat dari pertama kali masuk sekolah dan kini aku, cici dan rara
sudah kelas dua dan aku bahagia mengenal mereka, terkadang banyak kata-kata yang
sering aku ukir di buku dairyku tentang kisah kita bertiga.
“nadaaa
naadaaa..”
Seperti
ada yang memangilku, dan suara itu semakin dekat ternyata cici dan rara yang
menungguku di gerbang sekolah,
“adaa
apa ci, ra?”
Cici
menjawab “ini nih ada yang mau kenalan sama kamu”
“siapa
ci?”
“Ini
nih aby”,
“Haii…”
Lelaki itu menjulurkan tangannya lalu aku menjawabnya.
“Assalamu’alaikum”.
Entah
kata-kataku mengagetkannya hingga perlahan aby menundukkan kepalanya yang
berada di hadapanku.
Hingga
terdengar suara “waa’alaikumsalam”
Maaf,
bolehkah aku menjadi temanmu, dengan spontan aku menjawab “silahkan akhi”, dari
perkenalan pagi itu kini aku semakin dekat dengan aby, ternyata dia anak yang
baik, sopan dan menyenangkan.
Sampai
suatu hari aby menjemputku di sekolah.
“assalamu’alaikum
nada”
“wa’alaikumsalam
akhi”
“A a
akuuu hanya ingin memberikan ini”(sambil menyodorkan amplop merah jambu padaku
“apa
ini akhi?”
Aby
menjawab “iiituu…” Lalu bergegas mengayuh sepedanya dan mengucapkan
“wasalamu’alaikum nada”
Aku
masih bingung dengan sikapnya itu, sambil melihatnya berlalu.
Lalu
aku bergegas pulang ke rumah dengan mengayuh sepeda kesayanganku, setibanya di
rumah aku bergegas ke ruang favoritku yaitu kamar mungilku yang penuh dengan
lembaran-lembaran puisi di dindingnya.
“huufttt
kenapa sikap aby aneh ya” sambil membuka surat yang diberikan aby tadi.
Suratnya
berisi seperti ini:
Assalamu’alaikum
nada, maaf jika sikapku akhir-akhir ini berubah bukan karena aku membencimu,
bukaaan.. Namun aku yang terlalu sering memikirkanmu dan aku takut jika
perasaan ini salah dan kamu membenciku, dan menjauhiku.
Jujur
nada.. Kamulah satu-satunya perempuan yang mengajariku banyak hal setelah ibu
dan ayahku, kamulah sinar yang membuat hidupku yang gelap memiliki warna,
setelah mengenalmu aku mulai belajar sholat, membaca al-qur’an, dan aku
mengenal cinta saat kamu ada di hidupku, namun aku ingin mencintaimu dengan
izin allah, namun setelah aku pelajari ternyata dalam islam hanya ada ta’aruf
dan menikah, aku tak ingin melakukan hal yang salah padamu dengan cinta yang
bukan karena allah, karena aku terlalu sering melakukan banyak dosa, banyak
kesalahan pada rabbku. Jika esok aku telah memiliki keberaniaan dan telah
meluruskan niatku aku ingin kau menjadi perempuan pertama yang berta’aruf
denganku dan menjadi bidadari dunia akhiratku nada,
“jika
engkau secantik ini, bagaimana dengan penciptamu yang lebih cantik darimu, Jika
aku mencintaimu bukankah aku harus lebih mencintai rabbmu..”
Dan aku
ingin menjadi aby yang lebih baik dari hari ini, untuk itu nada, ini adalah
surat perpisahanku. Aku ingin menuntut ilmu di pulau jawa sana, dan lebih
mendekatkan diri dengan rabbku, yang mempertemukan aku pada perempuan yang
sungguh indah di mataku, jaga dirimu baik-baik ya ukhty, Aku berjanji suatu
saat nanti aku akan menemuimu lagi, jika allah mengizinkan pertemuan kita.
Wassalamu’alaikum
Aby
Aku
hanya dapat terdiam dan bertanya-tanya pada diriku sendiri, dengan tetesan air
mata yang mengalir deras di pipiku, “ya rabb ternyata aku masih menemui
seseorang yang baik, yang bersedia menunggu izin darimu untuk bersanding
denganku suatu saat nanti, aku berharap engkau mengizinkan pertemuanku kembali
denganya ya rabb..”
Cerpen
Karangan: Zhefana Dewis
Masih
banyak lagi berbagai cerpen klik cerpenku.com